PROJECT BASED LEARNING (PjBL) AND PROBLEM BASED LEARNING (PBL)





A. PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

      Project Based Learning (PjBL) adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proyek-proyek nyata atau tugas-tugas yang memerlukan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Menurut The Buck Institute for Education (BIE), PjBL adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan penting dengan berpartisipasi dalam proyek-proyek yang menuntut pemecahan masalah yang autentik dan pengalaman pembelajaran yang mendalam.

        Project Based Learning (PjBL) adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pemecahan masalah nyata, eksplorasi mandiri, dan kolaborasi siswa dalam proyek-proyek yang dirancang secara cermat. Dalam PjBL, siswa tidak hanya menerima informasi dari guru secara pasif, melainkan mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan menyelesaikan proyek-proyek yang menantang dan relevan. Proyek-proyek tersebut seringkali dirancang untuk meniru situasi atau tugas yang ditemui di dunia nyata, sehingga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks yang autentik.

        Konsep utama dalam PjBL adalah bahwa siswa belajar lebih baik ketika mereka terlibat dalam pemecahan masalah yang bermakna, di mana mereka harus menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mencapai hasil yang konkret. PBL juga mendorong kolaborasi antara siswa, memungkinkan mereka untuk bekerja secara tim dan belajar satu sama lain. Selain itu, pendekatan ini mempromosikan penguasaan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, kerjasama, komunikasi, dan keterampilan teknologi, yang sangat diperlukan dalam dunia kerja modern.

        Proses PjBL biasanya melibatkan beberapa langkah, termasuk identifikasi masalah atau tantangan, perencanaan proyek, penyelidikan dan eksplorasi, pengembangan solusi atau produk, presentasi hasil, dan refleksi. Melalui langkah-langkah ini, siswa tidak hanya memperoleh pemahaman mendalam tentang materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan yang mereka perlukan untuk berhasil dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Secara keseluruhan, PjBL menawarkan pendekatan yang holistik dan terlibat dalam pembelajaran, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi pembuat pengetahuan dan pemecah masalah yang aktif dalam lingkungan pembelajaran yang berarti dan mendalam.

       Dengan demikian, PjBL tidak hanya berfokus pada pemberian informasi kepada siswa, tetapi juga memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks dunia nyata melalui proyek-proyek yang menantang dan relevan.


Karakteristik Project Based Learning (PjBL)

  • Berhubungan dengan situasi nyata. Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan tugas dan permasalahan yang berhubungan dengan dunia nyata sesuai dengan bidang keahlian peserta didik
  • Relevansi praktis. Tugas dan permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran harus relevan dengan sasaran profesi dan pekerjaan peserta didik
  • Pendekatan berbasis peserta didik. Tema proyek yang dipilih harus menarik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
  • Pendekatan berbasis hasil. hasil yang diperoleh bermanfaat dan relevan terhadap profesi peserta didik
  • Pendekatan berbasis tindakan. Peserta didik harus dibawa pada aktivitas spesifik secara bebas dalam level praktik maupun intelektual
  • Proses belajar yang terintegrasi secara holistik. Pembelajaran berbasis proyek ini mencakup sasaran pembelajaran baik kognitif, afektif maupun psikomotorik 
  • Self organization. Pembelajaran yang menuntut tanggung jawab individu peserta didik
  • Penerapannya yang kolektif dan bersifat lintas disiplin ilmu

Berikut langkah-langkah pada pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek : 


 

Berikut tabel perbedaan pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran tradisional


Contoh pembelajaran berbasis proyek :
Tentu! Berikut adalah contoh pembelajaran berbasis proyek dalam mata pelajaran Sains untuk siswa kelas 7:

Judul Proyek : "Eksplorasi Ekosistem Lokal"

Deskripsi Proyek : Siswa akan melakukan penelitian mendalam tentang ekosistem lokal mereka. Mereka akan mengidentifikasi komponen-komponen utama dari ekosistem tersebut, mempelajari interaksi antara organisme hidup dan faktor non-hidup dalam ekosistem, serta menganalisis dampak aktivitas manusia terhadap keseimbangan ekosistem.

Langkah-langkah Proyek :

1. Penelitian Awal : Siswa akan melakukan penelitian untuk memahami apa itu ekosistem, jenis-jenis ekosistem yang ada, dan karakteristik ekosistem di daerah mereka.

2. Pemetaan Ekosistem : Siswa akan melakukan survei lapangan untuk memetakan ekosistem lokal mereka. Mereka akan mencatat berbagai jenis tanaman, hewan, dan lingkungan fisik yang ada di area yang mereka pilih.

3. Analisis Interaksi : Siswa akan mempelajari interaksi antara organisme hidup di ekosistem yang mereka pilih. Mereka akan mencatat hubungan predator-mangsa, hubungan simbiosis, dan interaksi lainnya yang memengaruhi keseimbangan ekosistem.

4. Pengumpulan Data : Siswa akan mengumpulkan data tentang perubahan yang terjadi dalam ekosistem mereka selama periode waktu tertentu. Mereka akan memperhatikan faktor-faktor seperti perubahan musim, cuaca, dan aktivitas manusia.

5. Analisis Dampak Manusia : Siswa akan menyelidiki dampak aktivitas manusia seperti urbanisasi, pertanian, dan pembangunan infrastruktur terhadap ekosistem lokal mereka. Mereka akan mengidentifikasi masalah-masalah lingkungan yang mungkin muncul dan mencari solusi untuk mengatasinya.

6. Presentasi Proyek : Siswa akan menyusun laporan proyek yang mencakup temuan-temuan mereka, analisis mereka tentang ekosistem lokal, serta rekomendasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalkan dampak negatif aktivitas manusia.

Evaluasi:

Siswa akan dievaluasi berdasarkan kemampuan mereka untuk:

- Memahami konsep dasar ekosistem dan interaksi di dalamnya.
- Melakukan observasi lapangan dan mengumpulkan data dengan akurat.
- Menganalisis data dan membuat kesimpulan berdasarkan bukti yang ditemukan.
- Berkomunikasi secara efektif melalui presentasi lisan dan laporan tertulis.
- Mengidentifikasi solusi untuk masalah lingkungan dan merumuskan rekomendasi berkelanjutan.

Manfaat Pembelajaran:

Proyek ini tidak hanya memungkinkan siswa untuk memahami konsep-konsep sains secara mendalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan penelitian, analisis data, dan pemecahan masalah. Selain itu, mereka juga belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan tanggung jawab lingkungan sebagai warga global.

B. PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
        
    Problem-based learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah sebagai cara utama untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam PBL, siswa diberikan masalah dunia nyata atau situasi kompleks yang memerlukan pemecahan. Mereka kemudian bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah tersebut.

Konsep dasar PBL melibatkan beberapa langkah, yaitu:

1. Penentuan Masalah: Siswa diperkenalkan dengan masalah atau situasi kompleks yang menantang, seringkali terinspirasi dari situasi dunia nyata atau konteks kehidupan sehari-hari.

2. Penelitian dan Pemahaman : Siswa kemudian melakukan penelitian untuk memahami masalah tersebut dengan mendalam. Mereka dapat menggunakan berbagai sumber daya, termasuk literatur, internet, wawancara, atau eksperimen.

3. Kolaborasi dan Diskusi : Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan masalah, bertukar ide, dan menciptakan strategi pemecahan yang efektif. Proses ini mendorong kolaborasi, komunikasi, dan pemikiran kritis.

4. Pembelajaran Mandiri : PBL memberikan penekanan pada pembelajaran mandiri. Siswa didorong untuk mengambil inisiatif dalam memahami masalah dan menemukan solusi tanpa terlalu banyak bantuan dari guru.

5. Pemecahan Masalah : Setelah memahami masalah dengan baik, siswa mengembangkan solusi atau rekomendasi yang mereka percaya paling sesuai. Proses ini melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama proses pembelajaran.

6. Evaluasi : PBL mengintegrasikan evaluasi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Siswa dan guru mengevaluasi tidak hanya hasil akhir tetapi juga proses pembelajaran yang terlibat.

Keunggulan PBL termasuk meningkatkan keterlibatan siswa, mempromosikan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Dengan menempatkan siswa dalam konteks situasi nyata, PBL membantu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam lingkungan kerja dan masyarakat yang beragam.

Problem-based learning (PBL) adalah sebuah metode pembelajaran aktif yang menekankan pada pemecahan masalah kontekstual. Berikut adalah beberapa karakteristik dari Problem-based learning:

1. Fokus pada Masalah: PBL dimulai dengan mempresentasikan sebuah masalah kompleks atau situasi dunia nyata kepada para siswa. Masalah ini menuntun proses pembelajaran dan menjadi fokus utama kegiatan pembelajaran.

2. Pembelajaran Berbasis Kelompok: Siswa biasanya bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah yang diberikan. Kolaborasi antar siswa menjadi penting dalam memahami masalah dan mencari solusi yang memadai.

3. Fasilitator Bukan Pengajar: Peran guru dalam PBL adalah sebagai fasilitator atau pembimbing, bukan sebagai pemberi informasi utama. Mereka membimbing siswa dalam proses pemecahan masalah, memberikan arahan, dan memastikan bahwa pembelajaran berlangsung dengan efektif.

4. Pembelajaran Berorientasi pada Siswa: Siswa mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka. Mereka mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran mereka sendiri, mengeksplorasi sumber daya yang relevan, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang materi.

5. Interdisipliner: PBL sering kali melibatkan integrasi konsep dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu. Hal ini membantu siswa untuk melihat keterkaitan antar topik dan menerapkan pengetahuan mereka secara holistik.

6. Pembelajaran Kontekstual: Masalah-masalah yang diberikan dalam PBL biasanya berhubungan dengan situasi dunia nyata. Hal ini membantu siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang mereka pelajari dengan pengalaman nyata dan memahami relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

7. Pengembangan Keterampilan Lainnya: Selain pengetahuan konseptual, PBL juga memungkinkan pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. Siswa belajar untuk berpikir secara kreatif dan analitis dalam menanggapi tantangan yang kompleks.

8. Evaluasi Proses dan Hasil: Evaluasi dalam PBL tidak hanya terfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran. Guru dan siswa mengevaluasi bagaimana siswa bekerja sama dalam kelompok, bagaimana mereka menganalisis masalah, dan bagaimana mereka mencapai solusi.

Dengan karakteristik-karakteristik ini, PBL menciptakan lingkungan pembelajaran yang mempromosikan pemahaman yang mendalam, keterlibatan aktif siswa, dan pengembangan keterampilan yang penting untuk keberhasilan di dunia nyata.

Berikut langkah-langkah pada pembelajaran berbasis masalah : 


Perbedaan Pembelajaran berbasis masalah dengan Pembelajaran Konvensional 

        Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran konvensional yang biasanya guru sangat berperan, misalnya dalam menentukan permasalahan dan menyajikan informasi. Pada pembelajaran konvensional permasalahan guru yang menentukan, sedangkan pada pembelajaran berbasis permasalahan yang akan dibahas penentuannya diserahkan kepada peserta didik, demikian juga dalam hal penggalian informasi, pada pembelajaran konvensional guru lebih banyak menyajikan informasi dan bahan ajar, sedangkan pada pembelajaran berbasis masalah peserta didik mencari informasi dan bahan atau materi pembelajaran.

         Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme yang sangat mementingkan peserta didik dan berorintasi pada proses belajar peserta didik (student centered learning). Oleh karena itu, pemecahan masalah yang dapat menumbuhkan proses belajar peserta didik secara kelompok maupun individual merupakan ciri utama problem based learning. Permasalahan menjadi fokus, stimulus, dan pemandu proses belajar, sementara guru menjadi fasilitator dan pembimbing. Untuk dapat memecahkan masalah peserta didik mencari informasi, memperkaya wawasan dan keterampilannya melalui berbagai upaya aktif dan mandiri sehingga proses belajar individu menjadi self directed learning.

        Dari uraian di atas terlihat bahwa pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik secara aktif. Peserta didik tidak menerima materi pelajaran semata-mata dari guru,melainkan berusaha menggali dan mengembangkan sendiri. Dengan demikian diharapkan peserta didik lebih termotivasi dalam belajar dan mengetahui kebermaknaan dari apa yang dipelajarinya. Hasil belajar yang diperoleh tidak semata berupa peningkatan pengetahuan, tetapi juga meningkatkan keterampilan berfikir.

Berikut referensi terkait dengan PjBL dan PBL : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF - RESISTOR

EVALUASI BAHAN AJAR

Teori Belajar Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme, dan Konetivisme